Senin, 04 Mei 2020

Kisah Teladan Nabi Muhammad dan Seorang Pengemis Yahudi


Kisah Teladan Nabi Muhammad dan Seorang Pengemis Yahudi




Artiten - Kisah Teladan Nabi Muhammad Terhadap Orang yang Menyakitinya adalah salah satu bukti bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW memiliki kelembutan hati yang sangat luar biasa. Bukti kelembutan hati beliau ini diangkat dalam kisah beliau terhadap seorang pengemis yahudi yang tidak menyukai Rasulullah SAW. Berikut ini adalah cerita kisah Nabi Muhammad dan Seorang pengemis Yahudi.

Pada suatu hari terdapat seorang pengemis Yahudi buta yang selalu berteriak dan menghina Nabi Muhammad SAW setiap kali bertemu beliau. Setiap bertemu, Rasulullah selalu dihina. Akan tetapi Rasulullah tidak pernah membalasnya dengan keburukan dan kejahatan. Rasulullah merasa iba dan kasian sehingga Pengemis tersebut selalu ditemani setiap saat sampai berbulan-bulan, setiap hari Rasulullah selalu dihina, Akan tetapi Rasulullah membalasnya dengan kebaikan, menemani pengemis tersebut dan selalu menyuapi makanan kepada pengemis tersebut tanpa sepengetahuan pengemis itu kalau Rasulullah lah yang selama ini menyuapi. Suatu ketika, Rasulullah tidak datang kembali untuk menyuapi dan tergantikan oleh sahabat Rasulullah yaitu Abu Bakar As-Shidiq. Entah apa yang dirasakan sang pengemis tersebut ketika sahabat Nabi Abu Bakar As-Shidiq ini menyuapi pengemis itu, sehingga rasa nyaman kasih sayang  dan ketulusan sang pengemis rasakan berbeda dari sebelumnya. Sehingga pengemis tersebut enggan untuk disuapi oeh Sahabat Nabi Abu Bakar As-Shidiq.

Setelah itu Abu Bakar berkata kepada pengemis tersebut,
“Memang benar, Aku bukan orang yang biasa datang membawa makanan dan memberimu suapan atas makanan itu. Aku memang tidak bisa selemah lembut orang itu.”

“Ketahuilah bahwa Aku adalah salah satu sahabat dari orang yang setiap hari membawa dan menyuapimu setiap hari. Orang yang dulu biasa ke sini yang memberimu makan dan menyuapimu telah wafat. Aku hanya ingin melanjutkan amalan yang ditinggalkan orang tersebut, karena Aku tidak ingin melewatkan satu pun amalannya setelah kepergiannya.”

Lalu si pengemis buta Yahudi tersebut terdiam sejenak dan bertanya kepada Sahabat Nabi Abu Bakar siapa orang yang selama ini  memberinya makan dan juga menyuapinya.

“Ketahuilah, bahwa Ia adalah Muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang yang setiap hari selalu kau hinakan dan selalu kau rendahkan di depan orang banyak di pasar ini,” jawab Abu Bakar kepada pengemis buta itu.

Seketika pengemis Yahudi yang buta itu tertegun dan kaget terngiang, tak ada kata yang keluar dari mulutnya namun tampak bibirnya bergetar. Air mata pengemis buta itu perlahan membasahi pipinya yang mulai berkeriput tua. Si pengemis buta yahudi tersebut tersadar, betapa orang yang selama ini ia hinakan justru memperlakukannya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Lantas pengemis tersebut merasa lebih hina dari apapun yang ada di dunia ini.

Ia  berkata
“Selama ini aku telah menghinanya, memfitnahnya dan merendahkannya, bahkan saat Muhammad ada di sampingku sedang menyuapi aku. Tapi dia tidak pernah memarahiku. Dia malah dengan sabar melembutkan makanan yang di masukkan ke dalam mulutku. Dia benar-benar begitu mulia.” Kata pengemis buta Yahudi tersebut dalam isakan tangisnya.

Lantas seketika saat itu juga, Si Pengemis Yahudi buta tersebut segera bersaksi di hadapan Abu Bakar Ash Shiddiq. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat ‘La ilaha illallah Muhammadar Rasulullah.’ Pengemis buta memilih untuk memeluk Islam setelah menghina Rasulullah yang selama ini telah memberikan kasih sayang terhadapnya.

Begitulah kisah teladan Nabi Muhammad SAW yang dapat kita jadikan tuntunan dalam menjalani hidup bermasyarakat di dalam lingkungan sehari-hari kita. Hikmah yang dapat kita ambil dari kisah Teladan Rasulullah SAW ini adalah
1. Jika kita ingin merubah seseorang, Hendaknya kita selalu bersikap lebut hati dan selalu mengasihi. Seperti Pepatah yang ada "Tetesan air terus menerus dapat melubangi sebuah batu".
2. Tidak mudah marah apabila terdapat seseorang yang mencela kita, menghina kita dan mengumpat kita. Tetap berbuat baik karena Allah telah berfirman "tiada suatu balasan kebaikan melainkan kebaikan itu pula".

Tidak ada komentar:
Write komentar