Kamis, 07 Mei 2020

Menerima Kekurangan adalah Bentuk Kelebihan yang tanpa Batas


Artiten - Menerima Kekurangan adalah Bentuk Kelebihan yang tanpa Batas. Tidak ada makhluk di muka bumi ini yang sempurna, pun juga dengan manusia. Bukan berarti Tuhan Sang Pencipta tidak menciptakan dengan sempurna, Tuhan Sang pencipta menciptakan ciptaannya dengan sempurna dan sangat baik, dengan penuh Cinta. Kekurangan bukan lah sebuah ketidak sempurnaan, melainkan Tuhan menciptakan makhluk nya bermacam-macam agar saling mengenal.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْناكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثى وَجَعَلْناكُمْ شُعُوباً وَقَبائِلَ لِتَعارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ 
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Qs. al-Hujurat: 13)

Allah SWT telah menciptakan manusia dengan berbeda-beda suku bangsa supaya untuk saling mengenal, mengenal kekurangan dan kelebihan. Semua sudah ada taraf ukuran Sang Khalik, yang mana satu diantara yang lain tidak lah memiliki bentuk dan sifat yang sama pula. Begitupun dalam bermasyarakat, bertetangga, berteman maupun pasangan jodoh kita. Banyak orang akan memuja kelebihan kita, kesuksesan kita dan apa yang ada di dalam diri kita yang menurut mereka adalah sebuah kelebihan yang tak orang lain miliki. Karena yang mereka lihat adalah kelebihan kita, kesuksesan kita tanpa mengetahui usaha, jatuh bangun dan juga kekurangan kita.
Bukan Tentang Siapa yang Memuja Kelebihanmu, Tapi Tentang Siapa Yang Memelukmu Setelah Tau Kekuranganmu
Sedikit orang di sekeliling kita yang akan bertahan jikalau kekurangan yang kita miliki telah ia ketahui. Padahal Tuhan telah menciptakan manusia berbeda-beda, untuk saling melengkapi dan saling mengenal. Sedikit orang yang bertahan setelah tau kekurangan kita, itulah sahabat sejati kita, pasangan hidup kita dan keluarga sejati kita. Seperti Kisah Sayyidina Ali bin Abit Thalib Sahabat Nabi ketika di tanya oleh salah seorang sahabat “Berapa orangkah SAHABAT SEJATIMU? " Jawab beliau, “AKU TIDAK TAU," Jawabnya
Ia juga menjelaskan bagaimana kita bisa membedakan yang mana yang bisa disebut seorang sahabat sejati.
"Tungguhlah nanti ketika AKU sedang kesulitan, lalu lihatlah berapa orang yang masih SETIA bersamaku. Itulah SAHABAT sejatiku,"
Lantas menerima sebuah kekuarangan yang ada pada seseorang sangatlah sulit, karena itu adalah titik kesempurnaan dimana bentuk kelebihan yang tanpa batas.  Seperti yang telah di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam kisah kesabarannya terhadap orang yahudi yang selalu menghina beliau, hingga seorang yahudi buta tersebut memeluk islam.

Tidak ada komentar:
Write komentar